e-mail: unpadhistorian15@gmail.com

KASUS NARKOBA RIDHO RHOMA: KILAS BALIK CANDU DALAM ARUS SEJARAH INDONESIA

Oleh Tina Safta Martiana
180310150091

Maraknya penggunaan narkoba atau candu di kalangan masyarakat Indonesia menambah wacana “mengerikan” negeri ini, pasalnya penggunaan barang haram itu seolah sudah membudaya. Hampir disetiap umur dan kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga lanjut usia serta mulai dari kalangan dengan pendapatan ekonomi rendah, menengah hingga tinggi, terjangkit dengan permasalahan candu.
Dikutip dari laman http://www.antaranews.com (diakses pada Kamis, 30 Maret 2017) Indonesia dinyatakan darurat narkoba, dan survei membuktikan dari 5 juta dari penyalahguna narkoba, 40-50 orang meninggal setiap harinya. Survey yang dilakukan BBN sejak tahun dengan mengambil sampel penyalahguna narkotika dari kalangan usia 10-59 tahun. Penelitian ini dibagi menjadi beberapa kategori yakni coba pakai, teratur pakai dan pecandu (Laporan Akhir Survei Nasional Perkembangan Penyalahguna Narkoba Tahun Anggaran 2014: 7).
Kasus yang baru-baru memanas di panggung negeri ini adalah tertangkapnya Muhammad Ridho Irama atau yang beken dengan nama Ridho Roma karena terbukti sebagai pemakai narkoba. Dunia pertelevisian tidak henti-hentinya menayangkan kasus anak Si Raja Dangdut, pasalnya Sang Ayah kerap menciptakan lagu-lagu yang bertemakan religi dan memerangi kemunkaran lewat sebuah lagu, salah satunya berjudul Narkoba. Ridho Rhoma ditangkap polisi pada Sabtu (25/3) pukul 04.00 WIB usai berpesta. Polisi menemukan barang bukti berupa sabu seberat 0,7 gram di dalam mobilnya dan diperkirakan bernilai Rp1,8 juta. Selain sabu seberat 0,7 gram, polisi juga mengemukan barang bukti lain yakni sebuah alat hisap sabu (dikutip dari https://news.detik.com/berita/d-3459510/kasus-ridho-rhoma-ini-kata-polisi-soal-narkoba-di-kalangan-artis, diakses pada 30 Maret 2017).



Ditarik dari garis sejarah, ternyata narkoba atau candu telah digunakan oleh orang-orang Eropa, India dan Asia sejak abad 16. Pada awalnya, saat Belanda mendirikan sebuah kongsi dagang bernama VOC (Verenidge Oost-Indishe Compagnie) pada 1602, rempah-rempah merupakan komoditi utama yang diperdagangkan namun, pada 1650 Belanda mulai memperjual-belikan candu. Belanda mendapatkan pasokan candu dari Bengal di India dan dipasarkan di wilayah Asia Tenggara dan Cina. Belanda menjadikan Jawa dan Sumatera sebagai pasar dan pusat perdagangan candu di Nusantara. Untuk menjaga harga candu tetap stabil dan tinggi, pada 1773 Bengal mulai memonopoli perdagangan candu dunia dan pada 1779 dibuatlah pelarangan penanaman candu kecuali dengan lisensi (Bailey dan Truong, 2000: 2).
Pada awalnya candu digunakan sebagai bumbu dapur karena rasa dan aromanya yang membuat rasa makanan semakin sedap, akan tetapi pandangan berbeda mulai diperkenalkan Belanda pada 1660. Belanda menyalahgunakan candu sebagai “obat nikmat”. Kebiasaan ini berhasil disebarkan hingga ke Taiwan, Fujian dan daratan Cina lain (Abdullah, dkk. Indonesian Heritage3, 2002).

Pada abad 18 Belanda menguasai wilayah Hindia dan terlibat ke dalam perdagangan Internasional. Pada masa itu, Belanda menggunakan candu sebagai komoditi ekspor utama karena harganya yang sangat tinggi di pasaran. Selain itu, candu merupakan penghasil pundi-pundi terbesar setelah rempah-rempah dan hal tersebut sangat membantu kondisi keuangan pemerintahan Hindia Belanda.

Candu menjadi penyumbang dana bagi keuangan pemerintahan Hindia Belanda karena beberapa faktor. Pertama, karena perdagangan candu menyediakan uang tunai. Kedua, perdagangan candu meningkatkan hubungan dagang dengan Cina. Ketiga, monopoli candu menjadi pelopor bagi organisasi keuangan Belanda (Abdullah, dkk. Indonesian Heritage3, 2002; Rush, 2007: 1). Hasil dari perdagangan candu pada abad ke 18 ini dapat menutup segala kebutuhan Belanda seperti biaya dagang, biaya perang VOC, dan segala biaya administrasi organisasi kolonial.

Menjelang pertengahan abad 19, Belanda mulai mengalami masa kemunduran. Belanda kehilangan pengaruhnya di Hindia dan juga kehilangan kendali perdagangan candu di wilayah produsen candu terbesar, India. Pada 1833 Crown diklaim India dan EIC (East Indisch Compagnie)[1] kehilangan hak monopolinya. Produksi candu menjadi semakin tersusun  dalam sistem yang handal. Hal itu memberikan hasil perdagangan yang mantap antara India dan sebagian besar Asia Timur. Tahun 1843, Inggris kembali berpengaruh dan melakukan pengaturan mengenai budidaya dan penjualan candu. Inggris juga berhasil mengontrol dan menyegel rute penyelundupan candu (Bailey dan Truong, 2000: 2).
Pada 1860-an Cina memulai budidaya candu dan menjadi pesaing yang kuat bagi India pada 1870-an dan 1880-an. Persaingan perdagangan candu semakin ketat antara India dan Cina sebagai produsen candu bagi dunia. Akhirnya India melakukan pemutusan hubungan dagang dengan Cina dan secara administratif dibatasi awal tahun 1911 dan berhenti sepenuhnya pada tahun 1917 (Bailey dan Truong, 2000: 2). Sementara itu, pihak Belanda masih menggantungkan nasib pasokan candu dari Inggris di India (Abdullah, dkk. Indonesian Heritage3, 2002), namun Belanda juga tetap mendapatkan candu dari Cina sebagai pengganti kopi (Breman, 2014 : 143).
Sejak 1920-an, dunia mulai mengkritisi mengenai dampak penggunaan candu yang berlebihan. Tanaman candu yang awalnya digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit, tanaman seribu khasiat serta bumbu dapur disalahgunakan sehingga menimbulkan dampak ketergantungan bagi pemakainya mulai didengung-dengungkan untuk dimusnahkan. Mulai tahun 1940, ketika pengguna candu semakin meningkat, Pemerintah Hindia Belanda justru sangat sedikit dalam menunjukkan rasa kepeduliannya terhadap dampak kecanduan yang melemahkan pemakainya di Hindia Belanda. Adapun permintaan dunia mengenai pemusnahan candu berjalan sangat lambat bahkan perniagaan candu berskala besar tetap berjalan hingga akhir pemerintahan Hindia Belanda pada 1942 (Abdullah, dkk. Indonesian Heritage3, 2002).

Di masa modern sekarang ini, candu atau narkoba tetap menjadi barang dagangan namun dipasarkan secara gelap. Pelarangan-pelarangan yang dibuat oleh pemerintah membuat para pengedar narkoba menjadi lebih pintar dalam melakukan penyelundupan barang haram tersebut. Dilansir dari laman Metro News Viva, Minggu 26 Maret 2017, penyelundupan narkoba ke Indonesia, tak hanya dimasukkan ke dalam tubuh tetapi juga dimasukkan ke dalam vagina wanita. Hal tersebut dilakukan para bandar demi lolos dari petugas di bandara.
Permasalahan narkoba merupakan permasalahan pelik. Upaya pemerintah dalam mengatasi dan meminimalisir penggunaan narkoba salah satunya dilakukan dengan cara sosialisasi mengenai dampak penggunaan narkoba dan upaya penegasan terhadap hukum. Pihak BNN (Badan Narkotika Nasional) yang konsentrasi terhadap kasus narkoba menegaskan bahwa:
''BNN melakukan penindakan tanpa pandang bulu, baik pria, wanita, warga negara Indonesia, warga negara asing, karyawan, mahasiswa, oknum aparat yang terbukti terkait dalam kasus Narkotika. Hal ini dibuktikan dengan adanya tindakan yang tegas terhadap oknum yang terbukti terlibat kasus peredaran gelap Narkotika, yang saat ini sedang menjalani proses hukum dan kode etik. BNN juga tidak segan-segan menggunakan senjata untuk penegakan hukum dalam memerangi para kurir dan bandar. Kesungguhan BNN dalam menghentikan penyelundupan serta peredaran gelap Narkotika diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan memberikan sanksi hukuman yang seberat-beratnya terhadap para tersangka, termasuk dalam penetapan hukuman mati.''(Dikutip dari Executive Summary Press Release Akhir Tahun 2015, Jakarta, 23 Desember 2015).

Melihat kondisi Indonesia yang dinyatakan sebagai negara rawan narkoba mengharuskan kita sebagai generasi muda untuk ikut andil dalam upaya pencegahan dan penanggulangan narkoba. Upaya pencegahan tersebut dapat dilakukan dengan melakukan studi dan memperdalam pengetahuan diri tentang bahaya narkoba. Selain itu juga upaya preventif yang dapat dilakukan adalah memperhatikan lingkungan sekitar, lebih selektif dengan siapa seharusnya bergaul serta lebih bersikap terbuka dan meminta bantuan kepada orang yang bisa dipercaya ketika memiliki masalah. Dengan demikian, upaya-upaua penanggulangan narkoba yang dicanangkan pemerintah harus diimbangi dengan kesadaran diri sedini mungkin bahwa narkoba adalah perusak diri bangsa.

Mari bersama menciptakan Indonesia sehat tanpa narkoba. Jika bukan kita, siapa lagi? Jika bukan sekarang, kapan lagi?



DAFTAR SUMBER:
BUKU:
Breman, Jan. 2014. Keuntungan Kolonial dari Kerja Paksa: Sistem Priangan dari Tanam Paksa Kopi di Jawa 1720-1870. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Bailey, Waren, Lan Truong. 2000. Opium and Empire: Some Evidence from Colonial-Era Asian Stock and Commodity Markets. Cambridge University Press.
Rush, James R. 2007. Opium to Java: Revenue Farming dan Chinese Enterprise in Colonial Indonesia 1860-1910. Jakarta: Equinox Pub.
Abdullah, Taufik, dkk. 2002. Indonesian Heritage: Sejarah Modern Awal. Jilid 3.

LAPORAN:
BNN. Executive Summary Press Release Akhir Tahun 2015. B/PR-153/XII/2015/HUMAS
BNN. Laporan Akhir Survei Nasional Perkembangan Penyalahguna Narkoba Tahun Anggaran 2014.


INTERNET:





[1] EIC adalah kongsi dagang Inggris yang didirikan pada 1600 dan sebagian besar kekuasaannya berada di wilayah India. EIC menjadi pesaing VOC dalam perdagangan.


Tina Safta Martiana - 180310150091


8 komentar:

SEMPAT MATI SURI : PERFILMAN INDONESIA BANGUN KEMBALI


Oleh : Indah Febriyani
180310150022


Image result for hari film nasional 2017


Film Indonesia sudah terlalu lama tertidur pulas, lantas di 67 tahun memperingati hari lahirnya Film Nasional Indonesia ini, sudah sejauh manakah kemajuannya ?
Sejarah mencatat bahwa 67 tahun yang lalu, tepat pada 30 Maret 1950 merupakan tonggak penting dari sejarah film Indonesia. Produksi film pertama yang berjudul “Darah dan Doa” atau “The Long March of Siliwangi” disutradarai oleh Usmar Ismail melalui PERFINI (Perusahaan Film Nasional Indonesia) menjadi film pertama yang mengambil cerita dengan latar belakang masyarakat Indonesia. Film ini menceritakan tentang seorang komando tentara yang terjerat cinta lokasi dengan seorang wanita berkebangsaan Indonesia-Belanda dalam sebuah tempat pengungsian. Sejak karya pertamanya itu Usmar Ismail dikenal sebagai Bapak Perfilman Nasional. (Siagian, 2010 : 80).
Setahun setelah berdirinya PERFINI, tepatnya 23 April 1951 didirikan Perseroan Artis Republik Indonesia ( PERSARI) dibawah pimpinan Djamaluddin Malik. Kedua tokoh diatas menjadi pelopor dalam perkembangan film Indonesia saat itu. Namun sangat disayangkan, dalam usia yang masih muda, kedua tokoh tersebut meninggal dunia dan memberi dampak yang buruk bagi PERFINI maupun PERSARI selanjutnya. (Siagian, 2010 : 79).
Pada peringatan Hari Film Nasional tahun ini menjadi momen sejarah bagi insan perfilman tanah air, karena bukan hanya turut merayakan namun juga sebagai tolak ukur sudah sejauh manakah kemajuan perfilman Indonesia disaat krisis moral bangsa ini sedang goyah. Isu-isu SARA yang dilemparkan kehadapan publik seringkali menjadi pembahasan rumit nan sensitif. Berbagai oknum mencoba memecah belah bangsa Indonesia dengan berbagai cara yang licik. Film-Film asing yang berbondong-bondong masuk merebut hati para penikmat film Indonesia sehingga membuat para sineas film Indonesia harus bekerja lebih keras lagi agar mampu bersaing dengan film asing yang sedang menjamur. Film-film asing tersebut menjadi salah satu media untuk menghancurkan bangsa Indonesia. Disinilah peran penting dari berbagai pihak dibutuhkan, baik yang ada di depan layar seperti artis, aktor maupun dibelakang layar seperti sutradara, produser, tim kreatif dan tim pendukung lainnya yang tentunya menjadi harapan bagi bangsa ini agar memunculkan film-film yang berkualitas.
Indonesia tampaknya membutuhkan film-film yang sarat akan pesan moral didalamnya. Bagaimana tidak, perfilman Indonesia yang sempat vakum, tampaknya bangkit kembali, bisa dilihat dari suksesnya film-film di beberapa tahun belakangan ini, terlebih pada tahun 2000 an yakni semenjak hadirnya “Ada Apa Dengan Cinta” yang mampu merebut hati bangsa Indonesia kala itu. Bahkan di tahun 2016 kemaren, dirilis lah film “Ada Apa Dengan Cinta 2” dengan para pemain yang sama seperti mereka kembali bernostalgia. Sejak saat itu satu persatu film Indonesia bermunculan seperti 5 cm dengan pesan moral ikatan persahabatan, Laskar Pelangi mengisahkan tentang perjuangan, The Raid yang fenomenal hingga Habibie dan Ainun yang di rilis tahun 2012 dengan pengkarakteran tokoh seorang habibie yang begitu menjiwai dari seorang aktor Reza Rahardian dan Bunga Citra Lestari sebagai Ainun, film ini mampu meraih jutaan penonton hanya dalam waktu singkat. Ada juga film Surga yang Tak Dirindukan 2 yang dirilis Februari lalu, dimana pesan moral yang terkandung didalamnya tentang pengorbanan dan keikhlasan dan masih banyak lagi film-film yang belakangan ini mulai muncul dan menghiasi dan memberi warna layar kaca Indonesia.
Meskipun perfilman Indonesia sudah bangun kembali dari tidurnya, tetap saja para insan perfilman harus selalu waspada dengan pengaruh-pengaruh yang ada seperti saat melihat bagaimana antusias bangsa ini yang lebih condong dan berkiblat pada film-film Hollywood. Tidak dapat dipungkiri bahwa daya tarik dari film asing yang masuk dan berjalan bebas di ranah film Indonesia merupakan suatu tamparan keras bagi para sineas film dan orang-orang dibelakangnya. Satu lagi hal yang harus di waspadai oleh bangsa ini yakni fenomena Kpop (Korea Drama) yang mampu merebut hati para remaja bangsa ini. Melalui akses download yang mudah dan gratis, bangsa Korea membuat para pecintanya seperti tersihir dalam hayalan semata.
Tidak dapat dipungkiri bahwa umumnya tidak semua yang tahu bahkan turut serta merayakan Hari Film Nasional ini. Hanya orang-orang yang memiliki kecintaan terhadap perfilman lah yang tentunya tau dengan peringatan Hari Film Nasional. Namun itu bukan suatu permasalahan besar selama masih adanya antusias masyarakat Indonesia terhadap film buatan negeri sendiri. Kedepannya perfilman Indonesia bisa saja mundur bahkan menjadi lebih buruk jika tidak adanya apresiasi dan dukungan dari bangsa sendiri atau mungkin saja maju dan berkembang dengan baik selama masyarakat Indonesia mau mendukung dan mencintai film nasional, bukankah menjadi suatu hal yang membanggakan saat melihat film-film lokal tumbuh dan berkembang dengan baik dengan segudang penghargaan seperti layaknya film India dengan Bollywood-nya, Amerika dengan Hollywood-nya bahkan Korea dengan Kpopnya.
Film dapat menjadi potret sebuah bangsa dalam mencapai kemajuan kehidupan kebudayaannya, bahkan secara tidak langsung dapat memotret kondisi sosial, politik dan ekonomi masyarakatnya. (Siagian, 2010 : 153)
Selamat Hari Film Nasional !


Sumber :
Siagian, Gayus. 2010. Sejarah Film Indonesia. Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta : Jakarta

0 komentar:

DETIK-DETIK MENUJU PUNCAK PERJUANGAN PROKLAMASI INDONESIA

Oleh : Faizal Aziz
180310150031


PANITIA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA (PPKI)
Awal mula munculnya perjuangan untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonsia dari golongan muda maupun golongan tua, harus secepatnya di proklamasikan. Tetapi terjadinya beda pemikiranatau atau beda pendapat antara golongan muda dengan golongan tua. Golongan tua berkeinginan Indonesia proklamasi dengan cara diplomatik dengan Jepang tanpa mengorbankan jiwa raga. Sedengankan golongan muda berkeinginan bahwa proklamasi kemerdekaan itu hak rakyat dan tidak adanya campur tangan dengan Jepang.
Pada tanggal 7 Agustus 1945 pembentukanya Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau yang disebut dengan (PPKI). Jendral besar Jepang Terauchi pemimpin tertinggi di Asia Tenggara memaggil tiga tokoh Pergerakan Nasional yang diantaranya yaitu, Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dr. Radjiman Wediodiningrat. Pada tanggal 9 Agustus 1945 ketiga tokoh Pergerakan Nasional ini dipanggil oleh Jendral Terauchi untuk menuju markas Vietnam Selatan di daerah Dalat.
Pada tanggal 12 Agustus 1945 Jendral besar Terauchi menyampaikan kepada tiga Pergerak Nasional itu bahwa segera memberikan kemeredekaan kepada Indonesia dengan wilayah meliputi bekas jajahan Hindia Belanda. Pada tanggal 14 Agustus 1945 tiga tokoh Pergerakan Nasional itu kembali ke Jakarta. Sedangkan Jepang sedang mengalami keambrukan di negaranya yang menybabkan jepang ambruk adalah kota Nagasaki dan Hirosima di Bom Atom oleh Amerika. Disela sela kehancuran Jepang golongan mudah dan golongan tua lagi lagi tidak setujuan, golongan tua ingin proklamasi kemerdekaan Indonesia ini harus dilengkapi oleh Jepang, sedangkan golongan muda ingin secepat-cepatnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dengan sendirinya, karena ini waktu yang pas disebebkan Jepang sedang mengalami ketepurukan akibat serangan dari Amerika yang membom bardir kota Nagasaki dan Hirosima di jatuhi Bom Atom.
Golongan pemuda mengadakan rapat di suatu ruangan lembaga Bakteriologi yang sekarang menjadi Universitas Indonesia dan fakultas kesehatan. Hasil rapat itu, golongan muda akan mengamankan Ir. Soekarno dan Moh Hatta ke Rengasdengklok Kabupaten Kerawang untuk mengamankan agar tidak dipengaruhi Jepang. Setelahnya di amankan beberapa hari di Rengasdengklok Ir Soekrno dan Moh Hatta kembali ke Jakarta untuk menyepakati Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan para golongan muda dan golongan tua pada tanggal 17 Agustus 1945.
PERUMUSAN TEKS PROKLAMASI
Jakarta pukul 23.30 rombongan menuju rumah Laksamana Maeda, setelah sampainya Ir. Soekarno, Moh Hatta dan Mr. Subardjo langsung membahas teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Dalam perumusan proklamasi tiga tokoh itu membahas dengan santai dan lancer, dalam teks proklamasi juga ada beberapa kalimat yang di ambil dari piagam Jakarta 22 Juni 1945. Ir soekarno menuliskan dalam ayat pertama yang berkalimat seperti ini “ Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekan Indonesia” Mr. Subardjo mengkalimatkan “ Atas berkat rahmat allah yang di dorong keinginan leluhur supaya berkehidupan dan kebangsaan yang bebas maka dengan ini rakyat Indonesia menyatakan kemerdekanya” Moh Hatta mengkalimatkan “Hal yang mengenai pepindahan kekuasaan  dan lain-lain dan diselenggarakan dengan cara saksama dengan tempo sesingkat-singkatnya.
Teks Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain. Diselenggarakan dengan cara saksama dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Djakarta, 17-8-05
Setelah tiga tokoh pergerakan Nasional itu selesai merumuskan naskah proklamasi, lalu mereka menuju Serambi untuk menemui para hadirin yang berada di tempat itu. Lalu Ir. Soekarno menyarankan agar semua menandatangin teks proklaasi itu, tetapi di tentang oleh golongan muda yaitu Sukarni memberi masukan kepada Ir Soekarno dan golongan muda dan tua agar yang bertndatangan di teks proklamasi itu hanya dua orang saja yaitu Ir. Soekarno dan Moh. Hatta. Setelah itu adanya perubahan Teks proklamasi yang di edit atau revisi oleh Sajuti Melik ada tiga perubahan dalam tek proklamasi itu yang pertama kata “Tempoh” diganti dengan “Tempo” lalu “Wakil-wakil bangsa Indonesia diganti dengan “Atas nama bangsa Indonesia” kemudian cara penulisan tanggal juga diganti menjadi “Djakarta,17-8-05. Setalh terjadinya perubahan naskah proklamasi ini ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Moh. Hatta.


Teks Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain. Diselenggarakan dengan cara saksama dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.


Djakarta, 17 boelan 8 tahoen-05
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno/Hatta
(Tandatangan Soekarno)
  (Tandatangan Hatta)

Sumber : Marwati Djoened Poesponegoro Nugroho Notosusanto Sejarah Nasional Indonesia Zaman Pendudukan Jepang 1945.

2 komentar:

Nintendo : Kebangkitan Console Game Generasi Awal

Oleh Keenan Armand Ibrahim
180310150077


 


Pada tanggal 3 maret 207 kemarin, Nintendo baru saja menggebrak pasar industri game yang ada didunia. Karena pada hari itu Nintendo baru saja merilis console game terbaru yakni Nintendo Switch. berbeda dengan produk Nintendo sebelumnya, Nintendo switch ini hadir dengan konsep portable dan beberapa atribut lain di dalamnya. Secara fisik terlihat sekali bahwa Nintendo sangat ingin mengubah cara desain produk mereka agar terlihat lebih menarik. Jika dilihat beberapa console portable dari produk playstation,  perkembangan fisiknya sangatlah biasa, contohnya perubahan produk PSP dan di upgrade di PSVita. Produk PSVita secara fisik hanya menambahkan layar touch screen, dan beberapa upgrade game baru. Berbeda dengan Nintendo switch yang keluar dengan desain tablet berukuran 6,2 inch dan mempunyai controller atau joystick yang disematkan di kedua sisinya. terlebih lagi joystick yang ada di kedua sisinya juga menggunakan sensor agar pengguna dapat memainkannya dengan jarak yang agak jauh. Nintendo switch juga bisa digunakan dengan mode layar yang disambungkan ke televisi. Game-game yang hadir pertama kali juga merupakan game yang sangat bersahabat dengan pasar masa kini, seperti game “The Legend Of Zelda” yang mengutamakan grafik dan gameplaynya serta beberapa game yang bernuansa kekeluargaan. Nintendo seperti bangun dari tidur panjangnya. Selama ini Nintendo hanya mengandalkan konten-konten yang apa adanya dan tidak dapat menggebrak pasar game dunia. Dari awal kemunculan playstation, Nintendo selalu kalah saing dengan playstation dan ditambah lagi hadirnya Xbox yang beberapa tahun ini dapat menyaingi penjualan produk playstation. Apa saja yang dilakukan Nintendo beberapa tahun belakangan ini? Untuk lebih jelasnya mari kita bahas sejarah perkembangan Nintendo dari awal hingga saat ini.
Nintendo didirikan pada tahun 1889 di Kyoto, Jepang oleh Fusajiro Yamauchi. Awalnya sebagai perusahan pembuat kartu, mereka baru memproduksi console gaming pada tahun 1977. Pada awal kemunculannya, Nintendo merupakan monster dalam industri game yang ada di dunia pada saat itu, hingga dijulusi sebagai satu-satunya perusahaan pembuat console tertua di dunia. Padahal ada juga beberapa generasi game console sebelum Nintendo, tapi kemunculannya tidak seheboh Nintendo. Color TV Game adalah console pertama yang dibuat oleh Nintendo. Console ini dirilis di jepang, dan kurang di ekspos di luar jepang. Namun produksinya dihentikan pada tahun 1980. Pada tahun 1983 mulailah Nintendo memasarkan produknya hingga ke luar jepang. Nintendo Entertainment System (NES)/Family Computer (FAMICOM) adalah console Nintendo yang kemungkinan pertama kali dikenal oleh masyarakat dunia, bahkan di Indonesia. NES terkenal dengan warna khasnya yaitu abu-merah dan joystciknya berbentuk kotak dengan tombol A-B, Start-select, dan 4 tombol arah di dalamnya. Pruduk inipun menyebar ke pasar eropa hingga amerika. Penjualan NES pada saat itu bisa dibilang sangat fantastis yakni sebanyak 61,91 juta unit. Hingga produksinya diberhentikan, masyarakat masih terus memainkan produk tersebut dikarenakan unsure game-gamenya yang menarik dan merupakan hal yang baru bagi industry game dunia.
Tahun 1989, Nintendo melakukan inovasi bentuk produk dengan meluncurkan console portable, yakni Nintendo Game Boy. Produk inipun sangat laris di pasaran pada masa itu, dengan ciri khas gamenya yaitu “Tetris”. Kesuksesan dari produk sebelumnya juga membuat Nintendo kian pede membuat inovasi-inovasi lain yang dapat mengejutkan para penikmat game yang ada di dunia. Tahun 1991 hadirlah produk Super Nintendo yang merupakan console rumahan ‘Next Generation’ pada masa itu. Teknologi pada console ini juga dikembangkan dengan adanya grafis 16-bit serta hardware yang lebih canggih. Beberapa gamenya pun sangatlah fenomenal yaitu super Mario world, dongkey kong country, hingga final fantasi VI. Tahun 1996 nintendo merilis ultra 64 sebagai console terbarunya di jepang dan amerika utara. Kemudian disusul perilisan di Australia dan eropa tahun 1997. Produk ini tidak jauh beda dengan produk sebelumnya, hanya menambahkan kualitas dari gamenya. Dan pada tahun itulah saingan terbesar Nintendo muncul yaitu sony. Hadirnya playstation 1 membuat langkah Nintendo menjadi sangat terhambat. Nintendo berusaha mengimbangi kehebatan produk playstation dengan menghadirkan GameCube, walaupun pada akhirnya nintendi gagal menyaingi kesuksesan playstation. dan pada saat inilah Nintendo mulai redup dan produk yang dihasilkan tidak dominan, hingga Nintendo harus bertahan di dalam kerasnya persaingan dunia console video game dengan ketekunan dan mengandalkan produk originalnya. Hingga pada akhirnya Nintendo kembali merilis Nintendo WII yang merupakan inovasi baru dalam dunia game dan dapat kembali bersaing di pasar game dunia.
Kembalinya Nintendo dari tidur panjangnya dengan mengeluarkan console gaming yang sangat berinovasi dapat membuat sony dan Microsoft menjadi waswas. Terlebih lagi lahirnya Nintendo switch yang belakangan ini dapat mengalahkan  jumlah pemasaran dari sony dan Microsoft. Walaupun harga yang dipasarkan pada Nintendo switch tidak terjangkau, namun inovasi yang dihadirkan dapat menarik perhatian pecinta game rela menghamburkan uangnya agar bisa memainkan Nintendo switch tersebut. Padahal di waktu yang bersamaan saingan Nintendo yakni playstation dan Xbox juga mengeluarkan produk yang bisa dibilang generasi game yang sangat canggih. Namun perjalanan Nintendo switch juga tidak berjalan dengan mulus. Semenjak rilisnya produk tersebut terdapat banyak kritikan-kritikan yang masuk untuk Nintendo. Namun kritikan tersebut dapat diatasi dan memuaskan para pelanggan, sehingga respon-respon positif tersebut menjadi suatu nilai plus dari sistem pemasaran yang dilakukan oleh Nintendo. Adanya inovasi-inovasi yang dihadirkan di industry game pada saat ini membuat kita harus cerdas memilih produk. Kesesuaian budget, genre permainan itu yang harus kita perhatikan dalam memilih game. Agar kepuasan diri kita dapat terpenuhi dan dapat menjadikan kita lebih produktif.

Sumber
- M. Iwan Janwar & E.F. Turmudzi. 2006. Game Mania. Jakarta: GEMA INSANI
- m.liputan6.com/tag/Nintendo-switch
-m.detik.com/inet/review-produk/d-3461890/Nintendo-switch-bukan-sekedar-produk-penggembira

0 komentar:

BANDUNG LAUTAN API: REFLEKSI NASIONALISME


Oleh: Bilqis Diba
180310150076



Belum lama ini pada 24 Maret 2017 rakyat Bandung baru saja memperingati suatu peristiwa besar yang menjadi salah satu perlawanan terdahsyat dalam sejarah  mempertahankan Indonesia yang baru saja merdeka, menunjukan kepada sebuah wujud nasionalisme yang nyata. Bulan maret memiliki cerita sendiri bagi rakyat kota Bandung, melihat ke masa lalu pasca kemerdekaan tepatnya pada 24 Maret 1946 terjadi peristiwa sejarah yang sangat heroik yang dilakukan oleh rakyat Bandung, berjuang bersama para tentara membakar rumah serta benda dan ikut demi mempertahankan kota Bandung dari tangan sekutu yang berusaha mengambil alih kota Bandung. Peristiwa ini terkenal dengan istilah Bandung Lautan Api.
Pemicu dari pecahnya Pertempuran Bandung Lautan Api ini karena Sekutu menyampaikan ultimatum untuk mengosongkan Bandung Selatan tanggal 23 Maret 1946. Hal tersebut memicu reaksi dari berbagai kalangan masyarakat Bandung menolak ultimatum yang di sampaikan oleh Sekutu (Inggris). Ultimatum tersebut di sampaikan oleh Brigadier MacDoland yang tiba di Bandung pada tanggal 12 Oktober 1945. Mereka menuntut pelucutan senjata di masyarakat yang membuat hubungan tegang diantara pasukan Inggris dan Indonesia. Akibatnya terjadilah kontak senjara antara TKR dan pasukan Inggris dan pada 24 November 1945 TKR melakukan penyerangan terhadap kedudukan-kedudukan Inggris di bagian utara.
Tiga hari kemudian McDonald menyampaikan ultimatum tersebut dan paling lambat harus dilaksanakan pukul 12.00 tanggal 29 November 1945 (Djoenoed, 1993: 201). Tidak menyerah begitu saja pasukan Indonesia menolak dengan mendirikan pos-pos gerilya di berbagai tempat, dan terjadi pertempuran di beberapa daerah di Bandung.
Inggris terus mendesak Pemerintah untuk menjalankan ultimatum tersebut. Pada akhirnya dalam pertemuan yang diadakan oleh Kolonel A. H Nasution dengan para Komandan TRI, para pemimpin laskar, dan aparat pemerintahan daripada menyerahkan Bandung kepada sekutu dicapai kesepakatan untuk membumihanguskan Bandung sebelum kota itu ditinggalkan. Rencana membumihaguskan dilaksanakan pada tanggal 24 Maret pukul 00.00. Ternyata, bumi hangus dilakukan lebih awal yakni pukul 21.00. Pembakaran di beberapa tempat seperti Banceuy, Cicadas, Braga, dan Tegallega. Anggota TRI membakar sendiri asrama-asrama mereka. Malam tanggal 24 Maret 1946, bukan hanya pasukan bersenjata, melainkan juga ribuan rakyat meninggalkan kota Bandung (Djoenoed, 1993: 202). Meninggalkan rumah mereka yang dibakar hingga menimbulkan gelombang besar api berkobar-kobar membumihanguskan kota Bandung, meninggalkan kota Bandung terbakakar menjadi abu.
Peristiwa tersebut sangat membekas dalam catatan sejarah perjuangan revolusi rakyat Bandung atas nama  kedaulatan rakyat dan Negara dalam menumpas sekutu yang berusaha mengambil alih kota Bandung, keikutsertaan warga secara sukarela membakar rumah mereka demi mempertahankan kota Bandung sangatlah mengharukan, contoh nyata dari sebuah patriotisme dan nasionalisme, ultimatum sekutu membakar amarah rakyat memori kelam penderitaan saat terjajah seakan kembali membangkitkan kebencian akan penjajah menjadi dorongan kuat untuk ikut serta melakukan perlawaman bersama para tokoh pejuang.
Perjuangan peristiwa ini mencerminkan semangat nasionalisme dan patriotisme yang berkobar seperti api yang menghanguskan Kota Bandung memberikan semangat juang dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Melihat dari peristiwa Bandung Lautan Api semangat nasionalisme dan cinta tanah air sangat patut dibahas kembali untuk mengingatkan kita akan perjuangan berat yang harus dilakukan demi mempertahankan tanah air agar dapat membangkitkaan jiwa nasionalisme pada masyarakat saat ini.
Untuk membangkitkan semangat nasionalisme peristiwa ini setiap tahunnya tanggal 24 Maret warga Bandung melakukan berbagai macam perayaan untuk memperingati peristiwa Bandung Lautan Api, seperti perayaan pada tahun ini warga Bandung melakukan pawai obor dengan ribuan peserta, Dikutip dari sumber harian Pikiran Rakyat, edisi 24 Maret 2017 “Sebanyak 6000 warga Kota Bandung melakukan pawai obor, Kamis, 23 Maret 2017 malam. Rombongan didominasi siswa tingkat SMP dan juga SMA se-Kota Bandung. Selain itu juga terdapat perwakilan SKPD dan aparatir kewilayahan yang berpartisipasi dalam pawai tersebut.”, gambaran peristiwa Bandung Lauran Api masih sangat membekas untuk mengingatkan bahwa jiwa nasionalisme Bandung Lautan Api masih berkobar hingga sekarang membangkitkan jiwa nasionalisme yang tergambar pada saat peristiwa Bandung Lautan Api.
Peristiwa ini kemudian diabadikan dalam sebuah lagu yang berjudul Halo-Halo Bandung yang disebut-sebut ciptaan Ismail Marzuki yang pada setiap liriknya menggambarkan nasionalisme rakyat Bandung saat terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api. Selain itu peristiwa Bandung Lautan Api dibuatkan sebuah monumen Tugu Bandung Lautan Api di kota Bandung untuk mengenang perjuangan rakyat dalam mempertahankan kota Bandung. Dengan begitu peristiwa ini akan selalu dikenang untuk membangkitkan semangat nasionalisme untuk generasi penerus bangsa.


“Sekrang telah menjadi lautan api mari bung rebut kembali”
-Hallo-Halo Bandung-



Sumber:
Djoenoed, Marwati, Poesponogoro dan Notosusanto, Nugroho. 1993. Sejarah Nasional Indonesia jilid VI. Jakarta: Balai Pustaka.
Pikiran Rakyat, 24 Maret 2017. Hal-1. “Pawai Bandung Lautan Api”

2 komentar: