HARI MUSIK NASIONAL BESERTA JEJAK HISTORISNYA

Oleh Muhammad Fachri Purnama

180310150086

Sumber: (https://cdns.klimg.com/kapanlagi.com/p/1386232431pratman_b.jpg)

Pada 9 Maret 2017 lalu, berbagai media massa di Indonesia memberitakan tentang Hari Musik Nasional yang memang jatuh pada 9 Maret. 9 Maret dipilih sebagai Hari Musik Nasional karena pada tanggal tersebut merupakan hari kelahiran W. R. Soepratman, meskipun Hari Musik Nasional ini baru pertama kali diperingati pada tahun 2013 yang diusulkan oleh Persatuan Artis, Pencipta, dan Rekaman Musik Indonesia atau disingkat (PAPRI).

Dikutip dari , pengukuhan 9 Maret sebagai Hari Musik Nasional sebenarnya telah direncanakan sejak era Megawati Soekarnoputri menjabatt sebagai presiden, yakni pada 2003. Namun, Hari Musik Nasional baru resmi diperingati pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2013.

Keputusan Presiden untuk memilih tanggal 9 Maret sebagai Hari Musik Nasional dikarenakan bertepatan dengan hari lahirnya komponis besar Indonesia, Wage Rudolf Supratman, karena dalam biografinya ia lahir pada 9 Maret 1903 di Purworejo, Jawa Tengah. W. R. Soepratman merupakan orang yang menciptakan lagu Indonesia Raya pada 1924. Mengutip dari , proses penciptaan lagu tersebut dikabarkan berlangsung di Kota Bandung pada saat dia berumur 21 tahun.

W. R. Soepratman memperoleh pelajaran bermusik dari kakak iparnya yaitu Willem van Eldik, sehingga ia pandai bermain biola dan kemudian bisa menggubah lagu. Ketika ia tinggal di Jakarta, pada suatu kali ia membaca sebuah karangan dalam majalah Timbul. Penulis karangan itu menantang ahli-ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan, isinya “Alangkah baiknya kalau ada salah seorang dari pemuda Indonesia yang bisa menciptakan lagu kebangsaan Indonesiam sebab lain-lain bangsa semua tellah memiliki lagu kebangsaannya masing-masing!”. Soepratman merasa tertantang, lalu kemudian mulai menggubah lagu tahun 1924 dan lahirlah lagu Indonesia Raya (Hutabarat, 2001: 18).

Pada bulan Oktober 1928 di Jakarta sedang dilangsungkan Kongres Pemuda II yang kemudian melahirkan Sumpah Pemuda. Pada malam penutupan kongres, tanggal 28 Oktober 1928, Soepratman memperdengarkan lagu ciptaannya secara instrumental di depan peserta umum dengan biola. Pada saat itulah untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya dikumandangkan di depan umum. Semua yang hadir terpukau mendengarnya. Lagu ini merupakan perwujudan rasa persatuan dan kehendak untuk merdeka. Setelah Indonesia Raya diterima dan aiakui oleh Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928 sebagai lagu kebangsaan Indonesia, maka berkumandanglah lagu itu ke seluruh pelosok tanah air (Hutabarat, 2001: 21).

Lagu Indonesia Raya memiliki nilai luhur yang tinggi, yang menjadikan lagu ini mempunyai mutu bagi bangsa dalam perjalanan sejarah Indonesia. Lagu ini merupakan sebagian alat perjuangan hingga akhirnya secara resmi selalu dinyanyikan dalam upacara dan rapat pemuda-pemudi bangsa Indonesia.

Namun ketika lagu Indonesia Raya secara resmi dijadikan lagu kebangsaan Indonesia, W. R. Soepratman tidak sempat mendengarkan lagu ciptaannya ketika Indonesia sudah berada dalam suasana kemerdekaan. Ia jatuh sakit dan meninggal pada 17 Agustus 1938.

Selain untuk menghormati W. R. Soepratman, Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2013 juga untuk menjelaskan bahwa musik merupakan sebuah ekspresi budaya yang universal yang tujuannya untuk merepresentasikan nilai-nilai luhur dan kemanusiaan. Memang, sejak dahulu musik sering dijadikan untuk mengiringi upacara-upacara ataupun ritual adat. Musik memang sudah dikenal sejak kehadiran manusia modern Homo Sapiens. Musik digunakan sebagai pengiring kebaktian, keluhan duka, dan perjamuan makan. Musik dianggap mengandung nilai dan norma-norma yang menjadi bagian dari proses enkulturasi budaya, baik dalam bentuk formal maupun infromal. Musik merupakan produk kebudayaan manusia yang menciptakan perubahan dan revolusi sosial di beberapa wilayah kebudayaan manusia.

Akibat dari bentuk perubahan dan revolusi, dibeberapa wilayah di dunia pada saat ini, musik tidak selalu dijadikan pengiring upacara atau ritual adat, musik secara semiotika memiliki fungsi dasar sebagai sarana hiburan dan juga memiliki fungsi simbolik. Misalnya sebagai penanda dan petanda kelas sosial dari penggemarnya, seperti Dangdut untuk kalangan bawah, Jazz dan musik klasik bagi orang kaya atau terhormat. Aliran sosial politik, misalnya musik klasik bagi kaum statusquo atau konservatif. Reagge bagi kaum sosialis. Underground untuk fasis, Trash-Metal bagi kelompok anti kemapanan (Jatmika, 2010, dalam Genk Remaja).

Budaya populer pada saat ini sangat mendapat tempat dalam kehidupan manusia, salah satunya di kehidupan manusia Indonesia. Contohnya musik, musik merupakan sarana manusia sebagai sumber hiburan. Perkembangan musik kian hari semakin pesat. Di dalam perkembangan musik, para pemusik memiliki ciri khas tersendiri untuk merepresentasikan diri mereka masing-masing. Di setiap dekadenya, pasti ada pemusik yang menjadi penanda dekade tersebut.  

Di dalam bermusik, tentu ada pemusik yang menjadi idola dalam masyarakat. Bahkan sebagian masyarakat menjadikan pemusik yang diidolakannya itu, menjadi pedoman dalam menjalani hidup, dari mulai berbicara, berperilaku, hingga berpakaian. Salah satu musisi yang pernah menjadi acuan dalam berpakaian adalah salah seorang personel dari kelompok musik Nirvana yaitu Kurt Cobain. Hanya dengan memakai kemeja flannel dan sepatu sneakers serta tampilan yang cuek, menjadi ciri khas dari Kurt Cobain yang beraliran musik Grunge. Itulah salah satu contoh yang menjadikan musik berkembang dan berevolusi dalam lingkup kebudayaan manusia.

Jadi, musik merupakan salah satu seni yang mempengaruhi psikologis seseorang bahkan banyak orang untuk melakukan atau melahirkan sesuatu. Contoh seperti W.R Soepratman yang menjadikan lagu Indonesia Raya sebagai semangat juang untuk meraih kemerdekaan Indonesia, lain hal dengan Kurt Cobain yang menjadikan musik sebagai identitasnya dalam berfashion. Maka, musik sangat-sangat berpengaruh besar bagi kebanyakan orang dalam menjalankan kehidupan saat ini, meskipun musik akan terus berkembang dan berevolusi.

Sumber:

Hutabarat, Anthony C. 2001. Wage Rudolf Soepratman : meluruskan sejarah dan riwayat hidup pencipta lagu kebangsaan Republik Indonesia “Indonesia Raya” dan pahlawan Nasional. Jakarta: Gunung Mulia

Jatmika, Sidik. 2010. Genk Remaja. Yogyakarta: Kanisius

“Biografi W. R. Soepratman” melalui

“Ini Lho Makna, Tujuan, dan Sejarah Hari Musik Nasional 9 Maret” melalui <kapanlagi.com>

“Mengapa 9 Maret Diperingati Sebagai Hari Musik Nasional?” melalui

“Peringatan Hari Musik Nasional” melalui <metrotvnews.com>

“Selamat Hari Musik Nasional, Selamat Hari Lahir WR Supratman” melalui <detik.com>