Antasari Dalam Lingkaran SMS

Oleh Maftuhatul Khoeriyah

18031015002

Antasari Azhar, nama ini populer ketika ia menjabat sebagai ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2007 lalu sebelumnya ia pernah menjadi jaksa. Kepiawaiannya dalam mengungkap kasus korupsi tidak diragukan lagi, sehingga orang-orang salut terhadapnya. Namun, nasibnya tak semulus kariernya karena pada 2009 lalu, ia divonis 18 tahun penjara oleh Pengadilan Jakarta Selatan, ia diduga melakukan pembunuhan berencana terhadap Nasrudin Zulkarnaen pemliki PT Putra Banjaran Rajawali. Selain Antasari, Sigit Haryo Wibisono dan Wiliardi Wizar juga menjadi tersangka kasus tersebut.

Dari keterangan Jaksa, kasus ini bermula saat pertemuan Antasari dengan Nasrudin dan istrinya (Rani Juliani) di kamar 803 Hotel Grand Mahakam, Jakarta. Dari pertemuan itu ia dituduh melecehkan Rani. Hal ini membuat Nasrudin geram dan mengancam Antasari membongkar kejadian tersebut kepada publik. Ancaman tersebut membuat Antasari mengancam balik Nasrudin melalui SMS. Kemudian Antasari bertemu dengan Sigit dan menceritakan ancaman Nasrudin terhadapanya dan meminta Sigit untuk menuntaskan kasus tersebut. Setelah itu Sigit mempertemukannya dengan Wiliardi yang dilakukan di kediaman Sigit di Jalan Patiunus, Jakarta. Selanjutnya Wiliardi meminta Eduardus Neo untuk melakukan penembakan terhadap Nasrudin. Dalam pertemuan ini Sigit pun merekamnya. ( Kompas, 20/1/10)

Atas dugaan kasus tersebut membuat Antasari diberhentikan dari jabatannya sebagai Ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan digantikan oleh wakilnya yaitu Chandra M Hamzah.

Akan tetapi kasus Antasari ini terdapat banyak kejanggalan-kejanggalan diantarannya:

1. Pertemuan di Hotel Grand Mahakam

Saat itu Antasari bertemu dengan Rani di lobi Hotel bersama Nasrudin untuk membicarakan keikutsertaannya dalam anggota golf. Kemudian Nasrudin mengantarkan mereka ke kamar 803, dan menyuruh Rani untuk merekam kegiatannya. Tidak lama kemudian, Nasrudin datang dengan kemarahannya langsung menampar Rani sampai menangis dan memarahi Antasari. Hal ini sangat aneh, karena saat itu Nasrudin sudah mengizinkan dan bahkan mengantarkan mereka sampai ke kamar, namun ia kaget melihat mereka berduaa dan langsung marah. ( Kompas, 20/1/10)

2. Pemikiran Jaksa yang sangat di paksakan

Ketika sidang sedang berlangsung, Antasari menyangkal tuduhan atas pelecehan terhadap Rani, namun Jaksa tetap dengan pendiriannya berdasarkan rekaman yang diajukan ke persidangan, dan dalam pertimbangan Jaksa tidak menemukan adanya hal yang meringankan hukuman Antasari, malah sebaliknya Jaksa menemukan banyak hal yang memberatkan hukumannya, seperti Antasari dinilai berbelit-belit dalam persidangan, Antasari sering menciptakan kegaduhan dalam ruang sidang. Untuk hal kecil saja seperti kegaduhan membuat hukuman Antasari bertambah. Hal ini dirasa pemikiran Jaksa terlalu dipaksakan, karena dalam ruang sidang pasti sering terjadi kegaduhan. ( Kompas, 20/1/10)

3. Peran Antasari belum dijelaskan

Dalam pemeriksaan polisi terhadap Antasari  masih belum jelas, karena polisi baru menannyakan sedikit mengenai hubungan Antasari dengan pelaku-pelaku lain seperti Sigit dan Wiliard. Sedangkan untuk peran Antasari dalam pembunuhan Nasrudin sendiri belum dijelaskan dari kepolisian. Hal ini dikarenakan polisi sulit menemukan fakta atas dugaan tersebut, dimana polisi hanya terpatok pada rekaman-rekaman yang mereka dapatkan.

4. Rekaman Sigit dalam pertemuan dengan Antasari

Dalam pertemuan Antasari dengan Sigit di kediamannya di Jalan Ptiunus, Jakarta. Sigit sempat merekam sedikit pembicaraanya dengan Antasari. Dalam persidangan dijelaskan bahwa pembicaraan dalam rekaman tersebut mengenai ancaman Nasrudin terhadap Antasari, dan menyuruh Sigit untuk menuntaskan masalah tersebut, sehingga Sigit mempertemukan Antasari dengan Wiliard yang kemudian mengutus Eduardos untuk membunuh Nasrudin. Akan tetapi, dalam faktanya pertemuan tersebut membicarakan mengenai teror terhadap Antasari untuk diselidikinya. Memang benar Sigit mempertemukan Antasari dengan Wiliard dan Edo, sebenarnya pertemuan itu hanya untuk membantu menyelidiki kasus terornya. Kemudian Wiliard meminta uang untuk melakukan pencarian pelaku teror tersebut, tak ada kata ataupun kalimat yang menyuruh Sigit ataupun Wiliar untuk membunuh Nasrudin. Hal ini dirasa janggal karena untuk apa Sigit merekamnya. ( Kompas, 20/1/10)

5. Baju Nasrudin dan bukti lain tak pernah sampai pada persidangan

Seharusnya jika memang ini benar-benar terjadi karena Antasari, maka setelah jenazah Nasrudin diperiksa di ruah sakit, maka bajunya pun harusnya diperiksa untuk penyelidikan lebih lanjut dan dibawa ke meja sidang, namun sampai Antasari dipenjara, baju korban tak pernah diperiksa. Hal ini sangat aneh karena seharusnya suatu kasus harus terungkap semua penyebab dan barang buktinya.

6. SMS ancaman seolah-olah dari Antasari

Menurut keterangan Agung Harsoyo yang merupakan seorang pakar Teknologi Informasi ITB, bahwa SMS yang menyeret Antasari ke penjara adalah rekayasa. Hal ini telah dibuktikannya saat ia memeriksa nomer Antasari dan tidak ditemukan percakapan yang mencurigakan bahkan perintah untuk membunuh Nasrudin. Sudah jelas, bahwa  SMS tersebut hanya rekayasa belaka.

Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa ada oknum yang sengaja untuk menjebloskan Antasari ke penjara.

Vonis 18 tahun penjara merupakan suatu hal yang sangat berat, apalagi dalam kasusnya ini terdapat banyak kejanggalan-kejanggalan. Masyarakat pun dapat menilai bahwa kasus ini hanyalah rekayasa semata.

Kini setelah kurang lebih tujuh tahun mendekam dipenjara atas tuduhan pembunuhan, akhirnya Antasari dapat menghirup udara segar lagi. Ia dibebaskan oleh Presiden Joko Widodo pada 10 November 2016 lalu dengan bebas bersyarat, selain itu ia pun mendapatkan grasi untuk mengurangi hukumannya. Grasi tersebut dapat memperkuat langkah Antasari untuk membongkar kasusnya kembali dan bukan tidak mungkin jika oknum dibalik kasus ini terungkap. (cnnindonesia.com, 25/1/17)

Sumber :

Kompas, 2 Mei 2009. Kewenangan Antasari dilepaskan

Kompas, 5 Mei 2009. KPK Tunggu Surat Polisi

Kompas, 5 Mei 2009. Peran Antasari Belum Dijelaskan

Kompas, 6 Mei 2009. Polisi Sita Rekaman

Kompas, 20 Januari 2010. Sisi Gelap Tuntutan Mati

Antara News, 11 Februari 2010. Antasari Divonis 18 Tahun Penajara

Detiknews.com. 10 November 2016 (diakses 30/3/17 pukul. 18.56 WIB)

Tribunnews.com (diakses 1/4/17 pukul 12.52 WIB)

m.cnnindonesia.com. 25 Januari 2017 (diakses 1/4/17 pukul. 13.09 WIB)