e-mail: unpadhistorian15@gmail.com

INDOMIE SEBAGAI NATIONAL CUISINE YANG MENDUNIA

Oleh Raka Y. Saputra
1803101500080



Bukanlah hal yang asing lagi bagi kita sebagai orang Indonesia mendengar kata Indomie. Memori kolektif kita langsung membesit kepada mie instan. Mie instan yang asli dari Indonesia ini telah menjadi national cuisine bangsa Indonesia. Indomie adalah mie instan pertama yang dikenal di Indonesia. Penggabungan nama Indomie berasal dari kata Indonesia dan Mie. Tahun 1969 PT. Indofood Sukses Makmur meluncurkan Indomie yang direncanakan sebagai makanan pengganti nasi. Indomie pertama kali muncul dengan rasa Kaldu Ayam. Namun ada kekhawatiran dari pihak perusahaan bahwa Indomie akan sulit atau bahkan tidak diterima di masyarakat. Pertama kali muncul, Indomie menggunakan slogan “Hematkanlah waktumu dengan Indomie, Indomie makanan nasional penuh gizi”. Diluar dugaan, karena harganya ekonomis dan penyajiannya yang praktis membuat Indomie sukses dan populer di Indonesia dan juga menjadi makanan pengganti nasi yang pokok. Kandungan gizi yang terkandung dalam Indomie sudah cukup bisa menutup kebutuhan karbohidrat untuk tubuh kita. Walaupun dalam realitanya kadang kala Indomie dimakan secara bersamaan dengan nasi, dengan kata lain Indomie hanya dijadikan sebagai lauknya. Anggapan salah yang membudaya di Melayu yang berprinsip “belum makan kalau belum makan nasi”. Popularitas Indomie di Indonesia sangat melejit sehingga terjadi generalisasi mie instan dinamakan Indomie walaupun berbeda merk pula.

Munculnya pesaing Indomie yaitu Mie Sedap menjadi sebuah ancaman bagi eksistensi mie instan utama Indonesia ini. Selain mie Sedap mulai pula bermunculan pesaing-pesaing mie instan baru seperti Mie ABC, Mie Gaga, Alhami, dan Salamie. Namun rupanya hal itu tidak menyurutkan minat beli konsumen untuk tetap memilih Indomie sebagai mie instan pilihan utama masyarakat Indonesia. Minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar- benar dilaksanakan. Terdapat perbedaan antara pembelian aktual dan minat pembelian ulang. Bila pembelian aktual adalah pembelian yang benar-benar dilakukan oleh konsumen, maka minat pembelian ulang adalah niat untuk melakukan pembelian kembali pada kesempatan mendatang (Kinnear dan Taylor, 1995).

Jacques Chevron mengatakan bahwa sebuah merk yang terkenal dan terpercaya merupakan aset yang tidak ternilai. Merk mempunyai beberapa peran bagi perusahaan. Merk memungkinkan perusahaan untuk mencapai skala ekonomis dengan memproduksi merk tersebut secara massal. Kedua, merk sukses dapat menghambat pesaing yang ingin memperkenalkan produk yang sama. Merkjuga mempunyai peran strategis yang penting dengan menjadi pembeda antara produk yang ditawarkan suatu perusahaan dengan merk kompetitornya. Citra merk yang kuat memungkinkan perusahaan meraih kepercayaan langsung dari pengecer, konsumen maupun pedagang. (A.Shimp, 2003:8). Secara keseluruhan, masyarakat Indonesia diperkirakan mengonsumsi hingga 14 miliar bungkus mi per tahun. ( Boediyanto, Republika, Selasa (12/10)).

Sukses menjadi National Cuisine, Indomie pertama kali menembus pasar Asia Tenggara tahun 1992. Setelah populer di Asia Tenggara, Indomie meluncurkan produk dengan rasa makanan-makanan khas Asia seperti Tom Yum (Thailand), Bulgogi (Korea). Hal ini tentunya untuk mendekatkan Indomie ke penggemarnya di Asia. Popularitas Indomie terus meluas hingga ke berbagai belahan dunia terutama Timur Tengah, Australia, Eropa bahkan Amerika. Indomie kemudian membuat pabrik-pabrik diluar negeri guna mempercepat distribusi produk, karena permintaan semakin lama semakin bertambah. Pabrik tersebut bertempat di Malaysia, Nigeria, Saudi Arabia, Mesir, Suriah. Bahkan di Sudan dan Lebanon, Indomie hampir ada di setiap toko dan supermarket. Selain itu, Indomie sudah sangat populer di Nigeria. Orang Nigeria yang sedang berkunjung ke Jakarta pernah berkata “Mengapa Indomie asli buatan Nigeria ada disini”. Hal ini membuktikan bahwa Indomie telah menjadi merk yang melokal di negeri Afrika Barat itu. Pabrik Indomie telah menjadi produsen mie instan terbesar di Afrika Barat. Dari pabrik di Nigeria ini Indomie di ekspor ke berbagai belahan dunia.

Ini tentu suatu prestasi membanggakan bagi Indonesia, bahwa national cuisine Indonesia pun dapat bersaing di berbagai belahan dunia bahkan untuk beberapa negara, Indomie telah menjadi mie instan pilihan utama. Perkembangan Indomie bisa dibilang sangat hebat dan cepat. Penyebarannya di Indonesia terutama dan hingga ke berbagai belahan dunia berlangsung universal. Dengan membawa nama “Indo” pada produk tersebut membuat sebuah identitas makanan tersebut tidak dapat di klaim oleh negara manapun. Identitas nama tersebut akan membuat memori kolektif orang luar negeri yang pernah memakan Indomie pun membesit nama Indonesia. Citra positif dapat tergambar hanya karena sebuah makanan instan. Pengaruh makanan terhadap citra suatu negara berarti cukup besar. Maka dari itu pengembangan national cuisine lainnya harus lebih di tingkatkan agar nama Indonesia akan lebih terkenal lewat kulinernya.

Sumber Referensi :
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/03/26/070506126/betapa.populernya.indomie.di.afrika..
Terrence, A.Shimp. 2003, Periklanan Promosi, Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Erlangga:Jakarta.
http://www.indomie.com/About/History  Jurnal : Aris Tommy Winarto. 2013. PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN ( INDOMIE DAN SEDAP).
Jurnal : Dian Marhaeni K dan Trimanah. FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS KONSUMEN INDOMIE DI WILAYAH PROPINSI JAWA TENGAH.

0 komentar: