Muslim Women’s Day?

Alvin Adinda Lestari

180310150034

Di beberapa negara yang minoritas muslim, menjadi wanita muslim ini sangat sulit untuk bertahan hidup seperti masyarakat mayoritas lainnya, contohnya saja di Inggris, wanita muslim yang ada di Inggris ini mendapatkan diskriminasi oleh masyarakat mayoritas disana. Wanita muslim yang ada di Inggris ini mendapatkan dua jenis dikriminasi, yaitu agama dan gender. Mereka harus menanggung prasangka kesalahpahaman tentang keyakinan mereka, entah itu dari pakaian yang mereka kenakan atau sesuatu yang merugikan tentang keyakinan mereka. 27 Maret 2017 kemarin ini menjadi peringatan pertama hari wanita muslim. #MuslimWomensDay ini menjadi tren hashtag pertama di online pada 27 maret kemarin. Hari wanita muslim pertama ini dapat dikatakan sukses dengan adanya dukungan para pengguna online. Hari wanita muslim ini pertama kali diluncurkan oleh MuslimGirl, sebuah website yang dibuat oleh dan untuk wanita muslim yang bekerja sama dengan beberapa organisasi media. Amani Al-Khatahtbeh seorang Editor dari website MuslimGirl ini beranggapan bahwa hari wanita muslim ini merupakan kesempatan untuk wanita muslim. Sering sekali muslim dan muslimah dimanapun ia berada jarang diberi ruang untuk memberikan pendapat dan didengar, muslim muslimah yang berada di tempat yang memang muslim ini menjadi minoritas, apalagi muslim saat ini dianggap sebagai target yang terlihat dari kefanatikan anti muslim bagi beberapa negara.

Apabila dilihat pada zaman sekarang, tentang perempuan Islam Wacana dan Gerakan kondisi wanita sudah jauh dari memenuhi kriteria sebagai seorang Muslimah, itu terjadi karena sebagian dari mereka berorientasi pada dua aliran keliru yang satu sama lainnya bertentangan. Pertama, aliran yang cenderung mengekang dan menutup jalan para wanita; dan kedua, aliran yang membuka jalan lebar-lebar kepada para wanita dan melepaskan tali kekang mereka sehingga sebagian besar dari mereka berbuat sesuka hati dan taklid terhadap tingkah laku wanita-wanita Barat. Kedua aliran tersebut sama-sama salah dan tidak mencerminkan akhlak Islami. Yang satu terlalu mengekang dan yang lain memberikan kebebasan (Burhanudin, 2004:153). Namun hal itu tidak sepenuhnya menjadi permasalahan yang dihadapi para muslimah. Hal yang berpengaruh setiap individu para muslimah ini datang dari hati mereka sendiri, ada dari keinginan mereka sendiri dan juga adanya faktor-faktor eksternal lainnya. Tekanan dari luar ini salah satu faktor perubahan bagi para muslimah. Seperti yang saya singgung sebelumnya, adanya diskriminasi terhadap muslimah ini mungkin menjadi salah satu pembetuk kepribadian untuk para muslimah. Contoh yang paling terlihat dalam diskriminasi ini adalah lapangan pekerjaan, dan juga tidak adanya ruang dalam untuk memberikan pendapat tentang apa yang mereka fikirkan. Bagi muslimah di beberapa negara mereka sangat merasakan diskriminasi terhadap mereka, contohnya saja mereka ini sulit untuk mencari pekerjaan karena status mereka sebagai muslim, seberapa tinggi pendidikan yang dimiliki namun tetap saja yang diprioritaskan adalah mereka yang menjadi mayoritas di negaranya ini, karena sebagian dari mereka ini ragu untuk memperkerjakan muslim. Bukan saja diskriminasi terhadap pekerjaan, mereka juga bahkan tidak mendapatkan izin untuk menikah dan memiliki keluarga.

Dengan adanya hari wanita muslim ini diharapkan para wanita muslimah dimanapun mereka berada mereka dapat mengeluarkan pendapat, mereka mendapat ruang untuk mengekspresikan hal-hal positif di depan publik, mendapat pengakuan ataupun hak yang sama dengan masyarakat mayoritas lainnya.  Menjadi muslimah ini bukan menjadi suatu halangan kita untuk beraktivitas seperti wanita pada umumnya, hanya saja ada batasan-batasan bagi kita sendiri untuk tetap menjaga kriteria sebagai seorang Muslimah. Semoga para muslimah akan semakin merasa percaya diri dengan apa yang mereka miliki dan kenakan, bukan menjadi beban untuk berkreasi, bukan menjadi halangan untuk tetap aktif dan produktif karena menggunakan hijab ini tidak menyulitkan dalam bersosial, justru dengan berhijab ini memberikan kemudahan agar wanita muslimah dapat berinteraksi dengan rasa aman dan nyaman disamping menjalankan kewajibannya sebagai wanita muslimah. Dan yang paling penting dengan adanya peringatan muslim womens day ini tidak ada lagi diskriminasi terhadap wanita muslimah yang menjadi minoritas di sebuah negara, adanya pengakuan yang sama dengan wanita mayoritas dalam menjalankan kehidupan sehari-hari dan dapat para muslimah dapat merasa aman dan nyaman meskipun berada di negara lain. Semoga peringatan muslim womens day sedunia ini akan terus berkelanjutan, bukan hanya dapat sukses di media online, namun juga ada hal yang bermanfaat untuk memperingati muslim womens day sebagai ajang bukti penolakan presepsi negatif sebagian orang terhadap para muslimah, para muslimah ini harus membuktikan bahwa seseorang ini tidak dapat dinilai apabila hanya dilihat dari penampilan luar saja. Semoga para wanita muslim yang berada di seluruh dunia ini dapat termotivasi untuk lebih kreatif, aktif dan produktif dengan adanya peringatan muslim womens day.

Daftar Sumber

Burhanudin, Jajat dan Oman Fathurahman. 2004. Tentang Perempuan Islam: Wacana dan Gerakan. Jakarta: Gramedia