Memaknai lagu Halo-Halo Bandung Sebuah Memori Kolektif tentang Peristiwa Bandung Lautan Api

 Oleh Aziz Fauzi

180310150008

Halo-halo Bandung ibu kota periangan, halo-halo Bandung kota kenang-kenangan, sudah lama beta tidak berjumpa dengan kau, sekarang telah  menjadi lautan api mari bung rebut kembali  masih teringat dengan jelas memori kolektif kita akan lagu ini. Lagu Halo-halo Bandung seakan menjadi magnet tersendiri bagi kita, merasuk kedalam sukma, menghayati setiap baitnya, dinyanyikan setiap upacara bendera hari senin. Sebuah lagu legenda yang mungkin akan terus diingat dalam memori kolektif kita. Bandung merupakan kawasan kota di Jawa Barat yang dijuluki dengan Paris van Java. Kota pendidikan dengan sejuta keindahan ini memiliki kisah tersendiri yang menarik untuk kita pelajari, perisitwa sejarah itu ada dalam bait terakhir dari lagu halo-halo Bandung yaitu sekarang sudah menjadi lautan api mari bung rebut kembali. Ya. Bandung lautan api peristiwa heroik yang tidak akan  dilupakan oleh warga Jawa Barat, kita, dan juga semesta. Monumen Bandung Lautan Api yang didirikan di Tegallega dibangun untuk memperingati peristiwa heroik perjuangan para pejuang dan penduduk Bandung. Juga bangunan-bangunan bekas pembakaran saat itu menjadi saksi mata keberanian para penduduk Bandung merebut tanah meraka dari para musuh.  Peristiwa ini dimulai ketika pada tahun 1946 kabar soeara merdeka Bandung memberitakan bahwa Inggris memberikan janji untuk menarik pasukanya dari Jawa Barat lalu kemudian menyerahkan Jawa Barat kepada Belanda untuk digunakan sebagai basis tindakan bersenjata terhadap Indonesia. Akan tetapi, kesepakatan tersebut dilanggar oleh Inggris dan Belanda yang berambisi untuk menguasai Bandung dan menghalalkan segala cara untuk merebut Bandung dari Indonesia. Kekejaman yang dilakukan oleh Inggris dan Belanda atau NICA ini yang membuat pemuda dan rakyat Bandung geram lalu kemudian membumihahanguskan kota Bandung. Tentara sekutu dan NICA Belanda yang menguasai wilayah Bandung Utara (wilayah utara jalan kereta api yang membelah kota Bandung dari Timur ke Barat) memberikan ultimatum (23 Maret 1946) kepada Tentara Republik Indonesia (TRI) agar mundur sejauh 11 km dari pusat kota (wilayah di Selatan jalan kereta api dikuasai oleh TRI) paling lambat tengah malam tanggal 24 Maret 1946. Pengosongan wilayah tersebut disetujui oleh pemerintah Indonesia di Jakarta, akan tetapi TRI oleh markas besar Yogyakarta mendapat perintah untuk mempertahankan sejengkal tanah Bandung. TRI dan penduduk Bandung memutuskan untuk mundur ke wilayah Selatan , tetapi dengan membumihanguskan kota Bandung agar tidak dapat dimanfaatkan oleh pihak musuh (Sudarsono: 395-396).
Siang itu pada tanggal 24 maret 1946, TRI dan penduduk mulai mengosongkan Bandung Selatan untuk mengungsi ke Selatan kota. Pada jam 21.00 yang diawali dengan pembakaran gedung Indisch Restaurant di Utara alun-alun. Para pejuang dan penduduk membakar gedung-gedung penting dari Ujung Berung sampai Cimahi. Bersamaan dengan itu, TRI melakukan serangan ke wilayah utara sebagai “upacara” pengunduran diri dari Bandung diiringi kobaran api sepanjang 12 km dari arah Timur ke Barat . Bandung kala itu terlihat memerah dengan kobaran api , merahnya api melambangakn semangatnya para pejuang dan penduduk untuk merebut Bandung kembali. Peristiwa Bandung Lautan Api inilah yang menjadi cikal bakal terciptanya lagu Halo-halo Bandung oleh Ismail Marzuki yang mana diciptakan untuk mengenang peristiwa Heroik di tanah Sunda. Akan tetapi dari sumber lain meyebutkan bahwa yang menciptakan lagu tersebut adalah para pejuang bukan perseorangan. Terlepas banyak versi mengatakan siapa pencipta lagu Halo-halo Bandung yang pasti kita membayangkan bagaimana semangat para pejuang Bandung dahulu yang berkobar-kobar seperti api yang menghanguskan tanah Bandung.Setelah peristiwa Bandung Lautan Api TRI dan para pejuang lainya tidak berhenti berjuang melakukan penyerangan ke markas-markas musuh didalam kota . NICA Belanda berusaha menekan pemerintah Indonesia untuk mengosongkan Jawa Barat dari semua pasukan Tentara Republik Indonesia. Hal tersebut terjadi melalui perjanjian Renville pada tanggal 17 Januari 1948) setelah gagal dalam agresi militer Belanda. NICA Belanda melanggar perjanjian dan terus menggempur basis pertahanan Tentara Indonesia dan mengharusakan pasukan Indonesia (Divisi Siliwangi) harus pindah ke Jawa Tengah pada tanggal 1-22 Februari 1948. Peristiwa Bandung Lautan Api bukanlah kekalahan para pejuang akan tetapi mereka yang cinta dan peduli, mereka para pejuang yang berani mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Rakyat Bandung membuktikan bahwa mereka tidak bermental peuyeum (Tape).

Peristiwa Bandung Lautan Api adalah korban dari ketidakpaduan kebijakan pihak politisi dan tentara dalam sikap menghadapi Belanda yang kembali ingin menjajah Indonesia. Pihak politisi mengambil jalan diplomasi (yang tidak begitu berhasil karena selalu dilangar oleh pihak Belanda) dan tentara mengambil jalan perlawanan bersenjata (Jendral besar Soedirman memilih bergerilya daripada harus duduk satu meja dengan Belanda). Strategi bersenjaata ini yang kemudian membuahkan hasil, yaitu membuka mata dan pengakuan dunia internasional terhadap perjuangan Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dan eksistensi Republik Indonesia yang harus diakui kedaulatanya (Sudarsono, 2006: 397). Begitulah kronologis peristiwa Bandung Lautan Api yang sangat heroik dan menginspirasi. pelajaran yang dapat kita ambil dari peristiwa ini adalah jangan pernah sesekali melupakan sejarah, semangat para pejuang Bandung patut kita contoh, kita tidak perlu mengangkat senjata tetapi berjuanglah dengan pena, , jangan sampai bentrok antara Tentara dan rakyat terjadi lagi seperti sekarangtetapi  hal yang harus kita teladani pula saat ini adalah bagaimana hubungan antara Tentara dan Rakyat yang berjuang bersama. Mereka rela meninggalkan rumah dan mengbakar rumah mereka sendiri demi keutuhan Indonesia. Benar kata Soekarno bahwa perjuanganya lebih mudah karena melawan penjajah, tetapi perjuangan kita lebih berat karena melawan bangsa sendiri.

Sumber :

Katam, S. (2006). Bandung kilas peristiwa di mata filatelis . Bandung: Kiblat.

Liputan6.com diakses pada tanggal 1 April 2017 Pukul 13.00 WIB