e-mail: unpadhistorian15@gmail.com

Kesuksesan tidak cukup hanya dengan Kepintaran saja. Mari kita buktikan dengan Sejarah

 
Oleh MuhammadArya Jananuraga
180310150065 


Kesalahan Umum dalam meraih Kesuksesan Indonesia memiliki banyak orang pada zaman sekarang sedang menempuh pendidikan agar mudah dalam meraih pekerjaan yang dapat membawanya ke arah kesuksesan terutama dalam hal perekonomian. Nilai dan prestasi menjadi hal yang lumrah dikejar-kejar oleh para siswa maupun mahasiswa. Kepintaran seolah menjadi momok utama, agar seseorang dapat menjadi orang yang sukses dan dapat melakukan segala apapun dalam memenuhi targetnya sebagai orang terpandang suskes. Maka tak ayal setiap hari tanpa hari libur, orang-orang banyak berusaha mengejar taget kepintaran tersebut tanpa sadar akan keberadaan hal lain. Ternyata hal ini menimbulkan beberapa dampak yang justru tidak mengarah kepada kesuksesan, namun hanya terjebak dalam kegalauan rutinitas saja.

Manusia umumnya tidak memiliki karakter yang sama, maka dalam memenuhi taget nilai dalam pendidikan tersebut, tidak semua orang melakukan pengerjaan yang sama pula dalam arti lain terdapat kecurangan untuk memenuhi target tersebut. Hal tersebut dianggap wajar karena merupakan fenomena sosial, ketika manusia menghadapi persaingan yang ketat.Dampaknya, kepintaran bisa dimanipulasi, sehingga tidaklah mengherankan mengapa, hal tersebut tidak menunjukan jalan menuju kesuksesan, karena permsalahan hanya akan berputar-putar pada permsalahan tersebut. Kesadaran seseorang dalam situasi tersebut amatlah diperlukan, karena tidak semua sistem yang tersedia merupakan hal ppaten yang membawa titik pasti seseorang kepada kesuksesan.

Contoh nyata ketika lulusan-lulusan perkuliahan maupun tingkat pendidikan lainnya, hannya dapat bekerja dengan keahliannya masing-masing, padahal orang yang memegang perusahaan atau tempat bekerja tersbut bukanlah orang ternama yang pintar, namun terdapat hal lain yang menjadi penunjang orang tersebut bisa menggunakan pegawai-pegawai starata pendidikan tersebut. Tidak lain adalah benar ungkapan semau manusia adalah sama, karena dalam merek sosialnya pendidikan merupakan strata tidaklah mengalahkan seseorang yang lebih mawas. Siapakha sebenarnya yang menjadikan sistem kepintaran itu adalah sesuatu yang harus dicapai, padahal manusia tidaklah hanya tergantung pada hal tersebut?

Ungkapan maupun sindiran pada zaman sekarang sudah marak terdapat pada media massa. Kehebatan zaman sekarang oleh adanya internet, menjadikan informasi menjadi sebegitu mudahnya dicari dan didapatkan. Kembali lagi keapada topik permsalahan, sindiran maupun ungkapan telah beredar bahwa manusia layaknya domba yang dungu yang selalu mengarah pada uang, kemudian manusia yang melangkah jatuh pada lubang yang sama, terdapat jalan yang dilalui banayk orang tetapi hanya satu orang saja yang mengambil jalanlain yang tersedia. Hal tersebut tidak lain menggambarkan hal tersembunyi di dalam kehidupan nyata. Kesadaran akan keberadaan kita disisni dan eksistensi kita sebagai manusia yang melangkah menuju sukes merupakan teka-teki yang harus ditemukan dan disusun.

Kepintaran dalam Realitas Hidup

Peristiwa mengungkapkan, ketika terdapat seorang dokter ahli dalam mengdiagnosa hampir keseluruhan penyakit karena banyak tahu akan penegtahuannya mengenai ciri-ciri suatu gejala penyakit dan cara untuk mengatasinya. Hal tersebut terjadi karena sang Dokter rajin mencari dan mabaca semua hal terkait dengan permsalahan penyakit, alangkah tak seorangpun yang mudah menyamainya. Tetapi, mengejutkan hasilnya pada zaman sekarang ketika sudah dibuatnya komputer, semua hal ciri-ciri dan pengobatan dari diagnosa penyakit begitu mudahnya tercatan dan dianalisis oleh komputer. Kemudian peristiwa ketika terdapat acara tahunan dari peringatan setiap hari Valentine dalam acara Jeoprady di Amerika, untuk menjawab suatu pertanyaan berupa tebak-tebakan, terdapat tokohnya yng sudah jago dalam bermain tebakan tersebut, namun alangkah mengejutkannya ketika komputer diberi nama Watson dapat dengan mudah dan cepat mengalahakan jagoan-jagoan acara tersebut.

Peristiwa diatas menunjukan bahwa kepinataran saja tidak cukup untuk bersaing dalam arus persaingan dunia. Layaknya zaman indutri mesin telah mengalahakan tenaga manusia untuk diganti, maka pada zaman sekarang komputer telah emnggantikan manusai yang memiliki banyak pengetahuan. Maka alangkah salah jika pengejaran dalam hidup hanya ditujukan untuk mengejar nilai dari kepintaran, karena kesuksesan memilki aspek lain yang perlu diperhatikan.

Kesadaran merupakan hal berharga dalam menghadapi permasalahan ini, pengejaran kepada hal pengetahuan untuk sekedar mengatahuinya saja kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup di masa depannya, menyebabkan secara tidak langsung terjebak oleh rutinitas suatu sistem tidak sempurna, karena dalam setiap waktu sistem selalu harus berkembang. Menurut teori eksistensialisme, manusia haruslah sekali-kali keluar dari keseharian hidupnya dengan maksud membaca hal diluar sistem tersebut. Kesadaran seseorang dibutuhkan untuk mengenali setiap permasalahan yang timbul dan rotasi kehidupan alam dan hubungan dengan drinya sendiri.

Strategi meraih Kesuksesan

Teknologi berkembang akhirnya menggeser juga manusia dalam aspek tertentu yang penting. Keluasan pengetahuan yang dimiliki manusia begitu mudahnya ditandingi oleh komputer yang menggeser lahan pekerjaan. Maka kreatifitas dibutuhkan disini sebagai hal yang dapat menggapai kesuksesan. Kenapa kretifitas menjadi hal yang penting bagi kesuksesan? Hal tersebut adalah hal unik manusia yang tidak dimiliki oleh mahluk dan alat lain. Ketika jalan sudah terbentuk maka kenapa tidak membuat jalan yang lain, tak lain kreatifitas adalah saran mencari jalan cepat dan alternatif yang membuat jalan cepat atau unik menuju kesuksesan dari target tertentu. Namun kreativitas ini perlu cara untuk mendapatkan kemampuannya, seseorang harus sering bekerja keras dan sering berpikir mengenai fenomena, dan wawasan yang luas dari membaca pun diperlukan. Memilki wawasan dan pengetahuan yang luas adalah hal wajib.

Pengenalan terhadap diri sendiri menjadi hal penting, karena dengan mengenali diri dapat mengetahui hal lainnya pula. Karena seseorang dapat mengendalikan dan menganlisis dirinya untuk menghadpi fenomena dan permsalahan. Bersosial adalah kegiatan yang diperlukan, karena disana dapat mengenali berbagai karakter manusia pada umumnya, kemudian pada tahap selanjutnya dapat membaca pikiran orang lain, denagn mudah dapat merumuskan strategi untuk mengatur suatu target untuk dipenuhi.Teori eksistensialisme menjelaskan bahwa diperlukan merenung bagi seseorang agar dapat menjawab pertanyaan dari kegiatan yang dilakukannya selama beberapa waktu dalam konteks rutinitas dan fenemonea sosial masyrakat maupun alam. Hal ini banyak dilakukan para filsuf terkenal Yunani yang menjadi basis Ilmu Pengetahuan. Kemudian hal yang dilakukan oleh Muhammad Nabi orang Islam di Gua Hira, yang pengaruhnya besar bagiperadaban manusia. Sesorang baru ada ketiak keluar dari rutiitas dan melakukan hal yang tak bisanya dilakukannya. Hal tersebut adalah biang dari invasi dan penemuan hal baru. Keluar dari zona nyaman, menjadi pintu kesuksesan lainnya.

Alexander dari Mekedonia sebagai Contoh Historis

Alexander meruapakan contoh besar bagi seseorang yang keluar dari target rang lain yang terkait Rutinitas. Zaman tersebut melihat Persia sebagai musuh yang kuat dan tidak mungkin untuk ditaklukan, namun ketika Alexander nai tahta menjadi raja, membuat semua orang tercengang karena Alexander berambisi untuk menguasai Persia tersebut bahkan menguasai hingga India. Hal tersebut memang mustahil dilakukan kecuali oleh orang yang memiliki kretivitas dan inovator. Karena dalam menjalankan ambisisnya, Alexander berhasil menalukan Persia, padahal aspek militer dari segi kuatitas maupun perlatan lebih mapan Persia, namun Alexander dapat mencapai kesuksesannya hingga India.

Contoh dari peristiwa tersebut bisa diambil, bahwa persiapan adalah hal utama dalam menjalankan strategi yang cemerlang sebagai bentuk kretivitas atau inovasi. Ungkapan Sedia payung sebelum hujan adalah benar adanya. Persiapan tersebut dapat berupa bentuk pengetahuan yang luas seperti yang terdapat dalam solusi diatas. Namun haruslah diimbangi oleh unsur kretivitas dan kesadarn diri untuk menggunakan lebih luasnya pengatahun tersebut dalam mencapai kesuksesan.

SUMBER PUSTAKA

Buku;

Arififn, It Pin. 2012. Ketika Archimides Berteriak Eureka!. Jakarta: Gramedia.

Warsidi, Edi. 2009. Membaca Pikiran Orang Lain Sejelas Membaca Buku.

Yogyakarta: Med Press.

Mauludi, Sahrul. 2016. Alexander The Great. Jakarta: Gramedia.

0 komentar: