Barang Antik, Bangkit dari Kubur

Oleh Aryobimo Pratama

180310150061

Zaman semakin hari semakin modern, tak terkecuali barang-barang yang dipergunakan oleh kita sehari-hari. Secara tidak sadar pola hidup kita pun berubah, mulai dari cara berpakaian, cara memenuhi kebutuhan dan lain sebagainya. Akan tetapi, tidak semua orang menikmati perkembangan zaman itu. Karena jika kita lihat beberapa tahun kebelakang (4-5 tahun), mulai banyak orang-orang yang mau menyisihkan segenap uangnya untuk membeli barang-barang antik. Walaupun barang-barang antik itu sendiri cukup menguras biaya, ternyata masih banyak juga bahkan peminat nya pun bertambah hingga hari ini. Seperti yang biasanya kita lihat, yang mengumpulkan barang-barang antik itu biasanya adalah orang-orang tua/yang lanjut usia, namun dari hari ke hari pun para kawula muda jadi gemar mengumpulkan dan hunting barang-barang antik. Barang antik pun sudah bukan sekedar dijadikan sebagai keloksi/barang peninggalan orang tua atau lain-lain, melainkan diperjualbelikan dan menjadi bisnis seseorang. Tak segan-segan, banyak pula kolektor/para pencari barang antik yang rela berburu barang antik hingga ke luar pulau bahkan luar negeri hanya untuk berburu barang antik dan dijual kembali dengan harga tinggi. Banyak dari mereka beranggapan bahwa menjual barang-barang antik hari ini merupakan peluang bisnis baru yang meraup keuntungan cukup besar, dan banyak juga yang menjadikan bisnis seperti ini menjadi bisnis sampingan.

Pada umumnya, pemahaman orang-orang tentang barang antik itu memang masih kurang, karena mereka hanya berkutat pada barang yang paling sering mereka lihat diperjualbelikan contohnya seperti mobil, lukisan, motor, furniture, dan lain-lain. Tetapi, akhir-akhir ini yang diperjualbelikan dan yang di kategorikan sebagai barang antik itu tidak hanya seperti barang-barang yang disebutkan sebelumnya, melainkan barang apapun jenis dan bentuknya, itu bisa dikategorikan sebagai barang antik dan diperjualbelikan. Karena menurut survey, beberapa penjual barang itu tidak hanya menjual barang dengan asal taruh harga pasar, tetapi mayoritas dari penjual lebih mengedepankan nilai historis dan keaslian barang nya/otentisitas dijaga (Orisinil). Mengapa demikian? Mungkin karena memang barang yang seperti itulah yang menjadi alasan tersendiri untuk diperjualbelikan dan yang pasti akan mendapat nilai yang cukup tinggi. Karena memang, barang yang disebut antik itu adalah barang yang sudah tidak diproduksi lagi oleh pabrik dari barang yang bersangkutan (umumnya seperti itu). Namun, ada juga barang yang masih terlihat sangat amat mulus seperti baru tetapi sudah tidak diproduksi oleh merk dari barang tersebut. Biasanya yang seperti itu disebut New Old Stock, dimana kondisi barang itu baru/masih terbungkus dan mulus/masih ada tag nya tetapi brand dari produk yang bersangkutan sudah tidak memproduksi lagi barang itu. Biasanya barang ini memiliki harga yang bagus, namun tak jarang juga dimanfaatkan oleh para penjual untuk ’Menipu’ para pembeli. Memang mereka para konsumen yang sudah terbiasa membeli barang antik cukup ahli dalam memilah dan meniali mana barang yang antik dan yang bisa dijual kembali dengan harga tinggi, tetapi bagaimana dengan mereka yang baru terjun ke dunia seperti ini dan terkena imbasnya? Maka dari itu mulai dari sekarang para konsumen yang bisa dibilang Newbie harus banyak-banyak belajar kepada para kolektor dan penjual agar tidak tersesat/tertipu.

Untuk barang-barang nya sendiri, sebenarnya tidak tentu yang mau diperjualbelikan itu apa, karena sifatnya sama seperti menjual barang pada umumnya, tidak butuh dijual jika butuh ya tidak. Namun perihal seperti itu tidak berlaku juga bagi semua orang, karena seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa para kolektor dan penjual itu niat mencari dan berburu barang langka, sebagian untuk dikoleksi sebagian untuk dijual kembali. Berbicara tentang Hunting, yang dimaksud Hunting disini ialah berburu, bukan ber foto. Biasanya, mereka para kolektor dan penjual rela merogoh kocek dompetnya dalam-dalam untuk mendapatkan barang yang mungkin belum ada atau jarang terlihat di muka umum. Tak tanggung-tanggung, mereka para kolektor khususnya, mengoleksi barang-barang yang benar-benar tidak ada di dalam negeri. Dan jika mereka berburu ke suatu Negara, mereka tidak mendatangi kota nya saja untuk berburu, melainkan hingga pelosok desa nya. Karena di tempat itu lah, banyak peniggalan para nenek moyang warga nya yang sudah tak ter urus ataupun mereka yang membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup, kemudian menjual peninggalan-peninggalan itu kepada kolektor.

Berbicara tentang anak muda dalam bisnis ini, tentu mereka punya barang-barang yang khas untuk dijual. Mengapa demikian? Karena anak-anak muda tahu arus zaman atau angin nya. Maksudnya adalah mereka mengerti dan mengetahui apa yang sedang trend akhir-akhir ini jadi banyak peminatnya. Seperti yang sempat terjadi sekitaran tahun 2014-2016 awal. Saat itu sedang bangkit kembali semangat orang-orang mengumpulkan Piringan Hitam atau biasa dikenal Vinyl. Hal ini membuat cukup banyak anak muda tertarik untuk mengumpulkannya dan tidak sedikit juga kawula muda yang terjun ke dalam bisnis ini. Dan hingga hari ini, semua barang yang memang tidak bisa disebutkan satu-persatu jenisnya bisa dibilang ’jadi uang’ itu memang benar adanya.

Memang mungkin segala sesuatu yang memiliki ke khasan tersendiri, kelangkaan suatu barang, original nya suatu barang itu menentukan nilai jual barang itu sendiri. Memang tidak ada yang mengikrarkan tetapi begitulah yang terjadi hari ini. Semoga barang-barang antik tidak punah dan terus menjadi sebuah trade mark bagi para penjual, kolektor, dan lainnya. Dan untuk para newbie, bersemangatlah dalam mencari barang dan jangan mau kalah oleh para senior. Akhir kata dari penulis semoga informasi ini berguna dan Terima Kasih.