e-mail: unpadhistorian15@gmail.com

REMAJA DAN SEKS BEBAS

Oleh : Vianggy Nufi Annisa Fani


Seks bebas rupanya bukan lagi menggeluti mereka yang berusia dewasa melainkan juga, para remaja yang umumnya masih berusia dibawah 17 tahun. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan. Generasi muda yang merupakan tombak dan harapan bangsa untuk dapat melestarikan segala norma yang telah diemban oleh Indonesia selama ini, malahan berperilaku sebaliknya.
Seks bebas, menurut Kartono (1977) merupakan perilaku yang didorong oleh hasrat seksual, dimana kebutuhan tersebut menjadi lebih bebas jika dibandingkan dengan sistem regulasi tradisional dan bertentangan dengan sistem norma yang berlaku dalam masyarakat. Berdasarkan definisi menurut Kartono, maka dapat kita simpulkan bahwa seks bebas adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual terhadap lawan jenis maupun sesama jenis yang dilakukan di luar hubungan yang sah layaknya pernikahan. Macam-macam perilaku seks bebas yang biasanya merajalela di kalangan remaja Indonesia yaitu necking, petting sampai intercourse, tentu saja hal tersebut sangat bertentangan dan sangat ditolak dengan agama serta norma-norma dalam masyarakat Indonesia.
Beberapa contoh seks bebas misalnya adalah di lingkungan tempat tinggal sekitar kampus seperti kosan, kontrakan dan apartemen yang umumnya ditempati oleh mahasiswa. Banyak dari mereka melakukan kumpul kebo yang berujung dengan perilaku seks bebas diluar nikah. Hal ini tentu saja meresahkan masyarakat sekitar yang merupakan warga lokal di lingkungan tersebut. Karena dengan maraknya perbuatan tersebut di sekitar mereka, tentu akan berdampak buruk bagi anak-anak dan remaja di lingkungan tersebut. Walaupun pihak berwajib dan pemerintah telah sering melakukan penggrebekan massal, namun rupanya hal tersebut belum efektif. Karena hingga saat ini, perbuatan tersebut masih terus berulang.
Pada dasarnya penyebab terjadinya perilaku seks bebas dapat datang darimana saja, mulai dari faktor internal maupun faktor eksternal. Jika kita melihat faktor internal, maka pemicunya tentu saja dari keluarga, baik dari segi permasalahan internal keluarga, perekonomian dan penerapan nilai keagamaan. Permasalahan yang sering kita lihat dan rasakan bila dari segi keluarga umumnya adalah orangtua yang bercerai hingga kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orangtua. Karena pada dasarnya, setiap anak mempunyai hak untuk mendapatkan sebuah kasih sayang dan perhatian dari orangtua, namun sayang banyak dari mereka yang tidak mendapatkan hak tersebut. Sehingga, mereka menumpahkan apa yang ingin mereka rasakan kepada lingkungan pergaulan bebas dan mereka mendapatkan hal tersebut. Dari hal seperti itu, mulailah tumbuh perilaku-perilaku yang tidak diinginkan dan tidak sesuai dengan norma yang berlaku di Indonesia, salah satunya adalah seks bebas. Anak dan remaja, berada dalam periode dimana seorang manusia memiliki rasa keingintahuan yang sangat tinggi, penasaran, merasa tertantang jika dilarang atau dibatasi. Mereka bukanlah orang dewasa yang sudah memahami segala risiko dan konsekuensi atas tindakannya. Makin dilarang bisa makin menjadi, walaupun tidak berlaku mutlak. Namun itulah mereka (Magdalena, 2010:2). Maka dari itu, peran keluarga sangatlah penting demi menunjang masa depan anak yang lebih baik. Karena keluarga merupakan orang terdekat dan peran utama dari segala perilaku yang diperbuat oleh anak.
Selain tugas keluarga, seks bebas juga menjadi bagian penting dari pemerintah. Sudah saatnya pemerintah bertindak tegas dalam memberantas seks bebas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan pendidikan agama dan pendidikan tentang seks dan kesehatan bagi remaja. Sehingga, remaja sebagai generasi muda dapat mengetahui banyak hal mengenai seberapa melanggarnya seks bebas di Indonesia dan dampak buruk yang terjadi bila melakukan seks bebas sejak dini. Dampak terburuk dari seks bebas adalah tertularnya penyakit kelamin hingga penyakit HIV/AIDS, yang seperti kita ketahui penyakit tersebut sampai saat ini belum ditemukan obatnya.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Magdalena, Merry. Melindungi Anak dari Seks Bebas. Grasindo. Jakarta. 2010.
INTERNET
Darmayana, Hizkia. Orang Tua Guru Seks Paling Tepat Bagi Anak. 1 April 2017. http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170308145625-255-198720/orang-tua-guru-seks-paling-tepat-bagi-anak/

0 komentar: