e-mail: unpadhistorian15@gmail.com

PUNCAK KEEMASAN PUTERI INDONESIA

Afritra Eryanti
180310150016

Pemilihan Puteri Indonesia merupakan sebuah ajang yang mewakili puteri-puteri terbaik di seluruh Indonesia. Tujuan utama penyelenggaraan Puteri Indonesia yang dinaungi oleh Yayasan Puteri Indonesia adalah membentuk tokoh remaja puteri yang dapat menjadi panutan dan tauladan serta pendorong kemajuan dalam berbagai bidang yang sesuai dengan kriteria Yayasan Puteri Indonesia, yaitu Brain ‘kecerdasan’, Beauty ‘Kecantikan’, dan Behaviour ‘memiliki etika hidup dan kepedulian terhadap sesama’.
Sejak Yayasan Puteri Indonesia berdiri pada tahun 1992, pemenang dari Puteri Indonesia akan mewakili Indonesia ke ajang Internasional yaitu Miss Universe, Miss International, Miss Supranational dan Miss Grand International. Puteri Indonesia sebagai beauty pageants tertua di Indonesia memiliki segudang prestasi yang cukup gemilang, dimulai pada tahun 2005, Artika Sari Devi menembus Top 15 di ajang Miss Universe, Whulandary tahun 2013 kala itu mendapatkan Top 16 Miss Universe, dilanjutkan oleh Elvira Devinamira Top 15 Miss Universe 2014, Anindya Kusuma Putri Top 15 Miss Universe 2015. Dan tahun 2016 menjadi masa keemasan bagi Puteri Indonesia karena 4 besar diantaranya menolehkan prestasi yang cukup membanggakan bagi Indonesia. Diantaranya adalah Puteri Indonesia 2016 Kezia Warouw meraih Top 13 Miss Universe 2016, Top 10 Best National Costume, dan Best Phoenix Smile. Puteri Indonesia Lingkungan 2016 Felice Hwang meraih Miss International 2nd Runner-up 2016 dan Best Dresser. Puteri Indonesia Pariwisata 2016 Intan Aletrino Top 7 Miss Supranational Indonesia 2016, Miss Multimedia dan Miss Elegence. Selain itu Runner-up 3 Puteri Indonesia 2016 Ariska Putri Pertiwi menjadi pemenang di ajang Miss Grand International yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand. Selain prestasi yang telah diraih oleh puteri-puteri kebanggaan Indonesia ini, mereka juga telah mewujudkan misi dan visi Yayasan Puteri Indonesia yaitu memperkenalkan budaya Indonesia kepada seluruh dunia. Perlengkapan yang mereka gunakan saat mengikuti beauty pageants international itu menggunakan produk Indonesia hasil karya anak bangsa.
Kontroversi Di Balik kontes Beauty Pageants
Di balik megahnya kontes Beauty Pageants seringkali terjadi tragedi yang tidak disangka oleh banyak pihak. Jika masih teringat dengan kontroversi pengumuman pemenang di ajang Miss Universe 2015, dimana pembawa acaranya Steve Harvey salah menyebutkan nama pemenang, Miss Colombia yang telah menggunakan mahkota dan selempang Miss Universe di atas panggung dan sedang melambaikan tangan kepada audience harus rela memberikan mahkota serta selempangnya kepada Miss Phillippines. Meskipun Steve Harvey telah meminta maaf khususnya pada Miss Colombia dan seluruh masyarakat di Colombia, namun hingga saat ini pengalaman itu masih menjadi kenangan terpahit bagi masyarakat Colombia.
Kontroversi dalam penyebutan nama pemenang ini, rupanya tidak hanya terjadi dalam kontes Beauty Pageants. Namun ajang paling bergengsi yaitu Oscars 2017, pada Februari kemarin juga dibumbui dengan kesalahan dalam penyebutan nama pemenang. Untuk kategori film terbaik, awalnya diumumkan bahwa La la Land menjadi pemenang. Tetapi tidak membutuhkan waktu lama, panitia segera menganulir hal tersebut. Bahwa pemenang film terbaik sesungguhnya adalah Moonlight.
Namun siapa sangka bahwa dalam kontroversi pengumuman pemenang di ajang bergengsi akhirnya menular juga ke Indonesia. Pada perhelatan malam puncak Puteri Indonesia 2017, menjadi sebuah tragedi yang akan dikenang sampai kapanpun karena apa yang telah terjadi dalam di ajang Miss Universe 2015, terjadi lagi dalam gelaran Beauty Pageants tertua di tanah air. Saat tiga besar Puteri Indonesia 2017 telah memberikan jawaban atas satu pertanyaan yang sama, dalam fase terakhir malam puncak yang diadakan di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, Jum’at (31/3). Ketiga finalis tersebut berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Barat dan DKI Jakarta 5. Selaku pembawa acara Choky Sitohang dan Zivanna Letisha telah siap mengumumkan sang pemenang Puteri Indonesia 2017, Choky meneriakkan DKI Jakarta 5 Bunga Jelitha Ibrani sebagai runner-up 2 Puteri Indonesia 2017 dan yang tersisa adalah Karina Nadila dari NTT dan Kevin Liliana dari Jawa Barat. Saat itu juga Choky dan Letiza menghentikan pengumuman, sebab segenap dewan juri belum memberikan hasil finalnya, perdebatan diatas meja dewan juri sempat terjadi. Tak berapa lama Bapak Mega Angkasa, selaku juri menghampiri Choky dengan selembar kertas bertuliskan nama pemenang. Dengan suara lantang namun mengandung penyesalan, Choky berujar bahwa dewan juri telah melakukan kesalahan. Akibat kesalahan ini, Karina Nadila, Kevin Liliana dan Bunga Jelitha kembali ke posisi semula. Selanjutnya Choky mengumumkan bahwa runner-up 2 adalah Karina Nadila, Karina yang beberapa detik sebelumnya berada di posisi dua besar, hanya berhenti sebagai runner-up 2 Puteri Indonesia 2017. Buga Jelitha Ibrani yang sebelumnya dinobatkan sebagai runner-up 2 diumumkan sebagai pemenang Puteri Indonesia 2017 dan Kevin Liliana sebagai runner-up 1 Puteri Indonesia.
Kontroversi yang terjadi dalam penyelenggaraan Puteri Indonesia 2017, menjadi sebuah tragedi yang mengantarkan Bunga Jelitha Ibrani sebagai pemenang memang tidak disangka oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu tidak sedikit netizen membicarakan acara tersebut. Beberapa diantaranya menganggap bahwa tragedi tersebut adalah sebuah settingan belaka, untuk menarik sebanyak-banyaknya penonton di rumah. Selain itu banyak yang menganggap bahwa kontroversi salah menyebutkan nama pemenang itu merupakan pengalihan isu politik yang terjadi, karena pada hari yang sama terjadi penangkapan Sekjen Forum Umat Islam (FUI) bersamaan dengan pelaksanaan aksi 31 Maret atau 313, Jum’at (31/3). Memang tidak tanggung-tanggung pengisi acara dalam penyelenggaraan Puteri Indonesia merupakan sosok yang berperan penting. Dari jajaran kabinet kerja terdapat Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, Menteri Pariwisata, Arief Yahya dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf. Oleh karena itu netizen menganggap kontroversi salah menyebutkan nama pemenang ini adalah usaha yang sudah di setting dengan sempurna, namun adanya dugaan settingan ini perlu pembuktian, Dibalik kontroversi dalam penyelenggaraan Beauty Pageants ada tujuan utama yang menjadi sebuah solusi bahwasannya diadakannya Puteri Indonesia adalah bertujuan untuk mendongkrak pariwisata Indonesia dan memperkenalkan budaya Indonesia ke seluruh dunia.
DAFTAR SUMBER
Jurnal Internet
Arba, Ali, 2014
Kontroversi Miss Indonesia Tahun 1982-1984. Vol. 1 nomor 3
Diambil dari:
Dian. 2011
Pendekatan Media Relations Yayasan Puteri Indonesia dalam Meningkatkan Publisitas Puteri Indonesia. Gambaran Umum Penelitian Bab 3.

1 komentar: